Monday, July 28, 2008

film sang murrobi

Karena saya belum melihat film utuhnya, maka kata-kata bijak Ustadz Rahmat Abdullah dalam dialog Film Sang Murabbi ini saya comot dari trailernya atau blog Bang Zul dan website Iqro.or.id :p

Semoga banyak ibroh dan manfaat yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Silahkan sampaikan pula kata-kata ini kepada orang-orang yang Anda cintai agar membawa berkah dan kebaikan bagi kita, mereka, juga Allohuyarham. Amiin…

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

"(Ibrahim berdoa): 'Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang saleh,'"
(Q.S. Ash Syu'ara, 026:083)

"Ada dua hal yang mesti kita ingat. Kebaikan orang lain sama diri kita. Dan keburukan diri kita sama orang lain. Tapi ada dua hal juga yang mesti kita lupakan. Kebaikan diri kita pada orang lain dan keburukan orang lain pada diri kita…"

———

"Allah telah berfirman: 'Sesungguhnya, Aku ciptakan langit dan bumi ini, wahai manusia, buat kamu untuk berfikir, untuk menelaah bagaimana kamu menjalani hidup ini.'


Ya ayuhal ikhwah, Antum perhatikan bagaimana Alloh telah menciptakan batu dan air yang mengalir di sungai ini. Antara batu dan air tidak ada pertikaian diantara mereka. Batu tidak pernah mengatakan, 'Hai air kenapa bunyimu terlalu keras' Atau air mempersoalkan, 'Batu, kenapa kau ada disini.' Tidak ada persengketaan diantara mereka; Mana hak saya… Mana kewajiban kamu… Tapi kenapa kita tidak mau mengambil 'ibroh dari batu dan air? Kenapa kita mulai bercerai-berai, memikirkan ini hakku… ini hak saya… Ini kewajibanku… Itu kewajibanmu… Malu kita semua pada batu dan air! Ini saatnya antum semua bersatu, bekerjasama dalam ukhuwah Islamiyah… Allahu Akbar!"

———

"Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci karena orientasi kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya, lalu tertidur-tidur tidak pernah mengurus urusan hariannya. Tetap dia harus kembali pada akar masalahnya, akar tarbiyahnya, mahabbin, tempat kancah dia dibangun."

———

"Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan… Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat. Tapi jika diuji oleh Allah dengan kenikmatan, ini yang kita mesti hati-hati. Antum mesti sabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…"

———

"Kendor ga kendornya dakwah ini kita lihat dari asal muasalnya. Dakwah ini kan ibarat kita lagi buka lahan sawah. Kita cari benih yang baik.. kita cari lahan yang baik.. kemanapun kita cari. Nah, kalo dapet benih.. kita tabur deh tuh ke padang yang baik juga. Nah sekarang udah kita tanam, kita masukin aer, nah ketika aer masuk.. ada yang dateng, belut yang dateng. Soalnya kita mau sibuk sama sawah apa mau sibuk sama belut..?"

———

"Kalau uang udah habis, minta aja lagi sama Alloh. Kalau uang udah mau abis.. itu berarti rejeki udah mau dateng lagi. Kayak sumur aja, kalau sumur kering, berarti ujan udah mau dateng."

———

"Setiap marhalah itu ada rijalnya, ada masalahnya. Jadi masing-masing kita ada cobaannya dari Alloh subhanahu wa ta'ala, begitu juga dakwah kita. Obatnya adalah kesabaran, keikhlasan antum, pengorbanan temen-temen dan kita kembali ke asholah dakwah ini.. "

———

"Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya…"


No comments: