Monday, May 18, 2009

di dunia orang buta, orang bermata satu adalah "raja"

baca di detik
cuplikannya
Jakarta - Gus Dur tertawa ringan saat ditanya komentarnya tentang 3 pasang capres-cawapres yang akan berlaga di pilpres. "Siapa yang jadi Presiden? Ya saya," kilahnya sambil terkekeh di kantor pusat PBNU, Jl Kramat Raya, Jakpus, Minggu (17/5/2009).

jadi ingat komentar Syafii M "Pilihlah calon yang pincang daripada yang lumpuh," di vivanews biar nda detik melulu.


detik :
Jakarta - Gus Dur tertawa ringan saat ditanya komentarnya tentang 3 pasang capres-cawapres yang akan berlaga di pilpres. "Siapa yang jadi Presiden? Ya saya," kilahnya sambil terkekeh di kantor pusat PBNU, Jl Kramat Raya, Jakpus, Minggu (17/5/2009).

Berikut petikan tanya jawab wartawan dengan mantan presiden tersebut:

Bagaimana penilaian Gus Dur tentang pasangan capres-cawapres yang ada?
SBY-Boediono. Boediono ini kan banyak titipan internasionalnya. Dia kan masih anggota IMF. Kalau Sri Mulyani staf saja.

Mega Prabowo kelihatan berjuang. Berjuang ya berjuang. Hasilnya kita lihat saja. JK-Win ya sama saja.

Kalau Gus Dur ke siapa?
Saya cenderung pada saya sendiri hahaha..

Gus, siapa yang pantas jadi presiden dari ketiga calon?
Siapa yang jadi presiden? Ya saya hehehe..

Apakah capres-cawapres dapat membuat Indonesia bangkit lagi?
Ya kita lihat saja nanti siapa yang menang. Ya semua bisa membuat bangkit. Seperti ketua MPR itu, Hidayat Nurwahid.

PKB Imin mendukung SBY?
Ya saya sih, siapa saja yang jadi calon, ya silakan saja. Imin sudah dipecat PKB. Ya biarin saja. Boleh-boleh saja.

---

gus dur pernah mengajak untuk mengarahkan pendapat pada golput... sikap ini akhirnya benar - benar saya rasakan, karena calon fix JK WIN, SBY Berbudi, atau Megapro balum ada yang membuat saya menentukan mana yang menurut saya pincang, karena kacamata hitam saya masih melihat semuanya lumpuh. Dari Awal yang merasa kurang sreg dengan SBY membuat saya berdoa (Semoga Bukan Yudhoyono), Bu Mega mungkin baik tapi lingkungan sekitarnya bikin saya lebih nda sreg, JK memang belum ada opsi buat saya tapi Wiranto dan Prabowo agak "gimana gitu"

so, buat apa memilih? tetep harus memilih? why? seandainya harus dipimpin oleh orang pincang atau lumpuh? mending milih atau nda milih tapi dipilihin orang lain?

siapakah yang pincangnya paling kecil?

dari yahoo syafii M :"Kalau cuman 3 saja sedikit, di Iran itu calonnya 475, jadi biar saja rakyat yang menentukan,"

No comments: