Sunday, May 17, 2009

efek samping poligami

dari detik dan google mengabarkan kalau koran http://www.tucsoncitizen.com/ akan menerbitkan edisi terakhir (versi cetak) ini efek samping dari industri internet. Tragis memang tapi berdasar teori seleksi alam ya begitulah. Yang menarik "side efect" dari industri internet ini mengingatkan saya pada diskusi ringan dengan istri di pagi hari.

Skripsi istri yang membahas studi kasus mengenai (kurang lebihnya) cerai gugat terhadap suami yang poligami tanpa seijin istri. *wets gimana mo poligami nih, istri aja udah bikin studi kasusnya he3.


Dari kasus yang sudah pernah ditemukan jumlahnya tidak banyak, dan kesemuanya menunjukan tidak ada hubungan langsung antara gugatan oleh istri terhadap suami yang berpoligami, alias tidak ada (belum ditemukan kasus) istri yang (berani) menggugat suami yang berpoligami. Lalu kasus yg pernah terjadi adalah karena istri tidak diperlakukan "adil" oleh suami maka sang istri menggugat suami. Dan sebenarnya istri yang tidak diperlakukan "adil" yang menggugat cerai suami-nya, itu adalah kasus umum, jadi bukan pada poligami-nya.

Suami yang "tidak adil" baik berpoligami atau tidak, rata-rata menjadi alasan sang istri mengajukan gugatan, lalu apakah ada korelasinya antara poligami dan perceraian? belum tentu bisa dipastikan, namun korelasi yang jelas sering adalah
1. poligami dan "tidak adil".
2. "tidak adil" dan perceraian.

Apakah bisa disimpulkan secara matematis efek samping yang tidak langsung dari poligami bisa menimbulkan perceraian? Tidak ada rumusnya, yang lebih tepatnya sebenarnya bila seorang yang memiliki pengetahuan mengenai din / dien atau (agama) dan kemampuan memahami lalu kemampuan menerapkan.

Jelas dalam agama mensyaratkan "adil" (pembahasan adil tidak disertakan disini), ketika dia tidak mengerti ada syarat ini, bahkan lalu tidak mau mengerti, atau bisa jadi tidak punya kemampuan akan ada efek sampinya, apapun itu termasuk poligami yang bisa menjadi ibadah atau bahkan bencana.

No comments: