Sunday, February 08, 2009

Mari Perbanyak Epos

Setiap menanam rumput pasti tak akan tumbuh padi, tapi sebaliknya jika menanam padi pasti rumput-pun ikut tumbuh.
Awalnya cuma, berniat menyambung silaturahim,sampai akhirnya dapat inspirasi dari yang dia baca, kebaikan ini cuma saya anggap rumput, karena saya masih berharap padi-Nya atau kebaikan lebih besar di hari pembalasan nanti...

Cerita 1

Di Philadelpia, AS, ada seorang resepsionis hotel tua yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk setiap tamu hotel tempat ia bekerja. Selama bertahun2 dia bekerja tidak pernah ada kenaikan jabatan atau kenaikan gaji yang signifikan. Tetapi, semua itu tidak menghentikannya memberikan pelayanan terbaik. Hingga suatu ketika, dia mendapatkan sebuah undangan dan tiket dari seorang yang mengaku mengenalnya untuk pergi ke New York.



Setibanya di NY, dia dijemput oleh seorang pria tua. Mereka kemudian pergi ke sebuah perempatan besar. Di sana pria tua itu menunjuk sebuah bangunan mewah di hadapannya sambl berkata,”Itu adalah hotel yang saya bangun khusus untuk Anda. Saya ingin Anda menjadi manajer hotel saya ini.” Si resepsionis terkejut kemudian bertanya,”Siapa Anda? Kenapa Anda lakukan ini untuk saya?”



Pria tua itu menjawab,”Dua tahun yang lalu, saya dan istri saya datang ke hotel tempat Anda bekerja untuk menginap. Tetapi ternyata hotel Anda sudah penuh, sama seperti hotel2 lainnya di sana. Namun, kemudian Anda memberikan saya kamar yang seharusnya menjadi jatah Anda. Anda memilih untuk tidur di sofa daripada membiarkan saya tidak memiliki tempat untuk menginap. Saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri. Suatu saat nanti, saya akan membangun sebuah hotel untuk Anda.”



Pria tua itu adalah William Waldorf Astor. Hotel yang dibangunnya adalah Waldorf – Astoria Hotel yang pertama. Resepsionis itu bernama George C. Boldt, yang akhirnya menjadi manajer pertama hotel tersebut.


Cerita 2

Suatu ketika seorang pemuda berjalan di tengah hutan. Tiba-tiba ia mendengar jeritan orang minta tolong. Dilihatnya seorang pemuda sebaya dengan dirinya hampir tenggelam dalam lumpur. Dengan sekuat tenaga ia kemudian memberikan pertolongan dan pemuda yang terperosok itu dapat diselamatkan. Lalu diantar pulang ke rumahnya.



Ayah pemuda yang ditolongnya, seorang bangsawan, dan kemudian memberinya uang. Tapi pemuda penolong menolak halus pemberian itu. Ia berkata,”Sudah selayaknya manusia menolong orang lain yang mengalami kesulitan.” Sejak saat itu mereka menjalin persahabatan.



Pemuda penolong itu adalah pemuda miskin. Tapi ia bercita2 jadi seorang dokter. Keinginan itu terwujud karena ayah pemuda yang ia tolong mau memberi beasiswa. Pemuda miskin itu bernama Alexander Flemming, yang kemudian terkenal sebagai penemu obat Penisilin.



Di tempat lain, pemuda bangsawan itu menjadi seorang tentara. Dia terluka parah di sebuah medan tempur. Lukanya kemudian mengalami infeksi dan membuatnya menderita demam tinggi. Ketika itu belum ada obat untuk infeksi. Tapi dokter yang merawat akhirnya mencoba menyuntikkan Penisilin temuan baru Alexander Flemming. Apa yang terjadi? Berangsur2 demamnya reda dan pemuda bangsawan itu sembuh. Dialah Winston Churchil, salah satu PM Inggris yang terkenal.





Cerita 3

Lihan, seorang pengusaha dari Kalimantan Selatan, yang terkenal dengan ”Putri Malu” seharga 3 Milyar rp, bercerita tentang salah satu prinsip usahanya sbb:



"Saya berbisnis tidak menempatkan keuntungan sebagai prioritas utama. Ini yang membedakan saya dengan pebisnis lainnya. Saya berbisnis karena ingin menolong orang dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin", ujar Lihan.



Hmmm. Saya akui, belum bisa menyerap ide Ustadz ini. "Saya berbisnis, terus terang untuk mencari keuntungan. Sebagai dampaknya adalah banyak tenaga kerja terserap baik langsung maupun tidak langsung", kata saya.



"Kalau saya kebalikannya", ujar Ustadz yang selalu berpenampilan bersahaja ini. "Tujuan utama saya adalah menciptakan lapangan kerja, menolong orang. Keuntungan nomor dua setelah itu".



Ia pun bercerita soal rumah makannya yang 6 bulan hanya menghasilkan omzet 300 ribu saja. Tapi ia tetap mempertahankan kerugian itu dengan alasan kasihan dengan 5 orang karyawannya. Di bulan berikutnya, ternyata ada yang tertarik untuk membuka kursus bahasa Inggris di lantai dua rumah makan itu. Hasilnya? Kursus itu meledak, ramai sekali. Sampai buka cabang di mana-mana.



=================



Epos = ENERGI POSITIF

Dengan menebar epos, kita akan panen buah positif, seperti kebahagiaan, ketenteraman & kenikmatan hidup lainnya. Para penebar epos akan menikmati buah itu secara langsung atau dalam bentuk tabungan energi yang suatu saat akan cair.



Hal ini bisa diformulakan sbb:



Jumlah Usaha = Hasil Usaha Tampak (HUT) + Tabungan Energi (TE)



Jumlah Usaha = epos (energi positif), antara lain belajar sungguh2, bekerja tekun, menolong orang lain, mendoakan orang lain, memberi senyum, menepati janji, berlaku disiplin, memberi sedekah, berbakti kpd orang tua, dll.



HUT = 4-TA
Harta (penghasilan/keuntungan naik, kekayaan dan aset bertambah)
Takhta (karir naik, kekuasaan bertambah, akses bertambah)
Kata (ilmu bertambah, pendapatnya ditunggu, lisan dan tulisannya digemari)
Cinta (popularitasnya naik, pengikut bertambah, timnya loyal, relasi meningkat)



TE (Tabungan Energi) = keberuntungan, rezeki nomplok yang ujudnya bisa berupa 4-TA spt di atas. Kita tidak bisa mengetahui kapan TE akan dicairkan. Namun, yang pasti TE ini akan cair pada saat yang tepat, pada saat kita siap dan memerlukannya. Apabila TE ini cair pada saat kita belum siap, terjadi kemubaziran & kerugian.


=================


Sumber:
Kubik Leadership, Solusi Esensial Meraih Sukses & Hidup Mulia
LIhan, Ustadz pun Bisa Jadi Pengusaha B(e)rilian

written by : hilmi asrofi

No comments: