Monday, July 16, 2007

Ja'far bin Abu Thalib

Masa Muda
Ia adalah keturunan Abdu Manaf, Abdu Manaf adalah salah seorang dari kakek (moyang) Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam. Ia memiliki sepuluh keturunan yang merupakan kerabat dekat Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam. Ada lima orang yang sangat mirip dengan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, sehingga karena kemiripan ini orang yang kurang tajam penglihatannya sering tidak bisa membeda¬kan antara Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam dengan lima orang tersebut.
Mereka yang menyerupai Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam adalah Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muthallib, anak paman Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam dan saudara sesusuannya, Qutsam bin al-Abbas bin Abdul Muthallib, juga anak paman Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam, Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim, kakeknya Imam Syafi'i, Hasan bin Ali cucu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, dia adalah orang sangat mirip dengan Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam dari kelima orang lainnya dan yang terakhir adalah Ja'far bin Abu Thalib, saudara kandung Amirul Mu'minin Ali bin Abu Thalib.

Kisah masuk Islam
Ja'far bin Abu Thalib dan istrinya, Asma' binti 'Umais, masuk ke barisan cahaya iman di awal perjalanan dakwah. Mereka ber¬dua masuk Islam atas ajakan Abu Bakar ash-Shiddiq Rodhiallahu 'anhu sebelum Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam masuk ke rumah Arqam.
Pemuda keturunan Hasyim dan istrinya itu mendapatkan siksaan dari kaum Quraisy sebagaimana orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Mereka berdua sabar atas siksaan itu karena mereka tahu bahwa jalan menuju surga penuh dengan duri dan kesulitan. Akan tetapi, yang membuat pikiran mereka berdua dan saudara-saudara mereka yang seiman berat dan keruh adalah sikap kafir Quraisy yang menghalangi mereka untuk meng¬hidupkan syiar Islam dan merasakan kelezatan beribadah. Mereka selalu mengintai dan mengawasi gerak-gerik mereka di setiap tempat, bahkan mereka sepertinya menghitung embusan napas orang-orang tersebut.

Perjuangan dan pengorbanan & kisah kematian
Ia adalah salah seorang yang menggulirkan estafet dakwah kepada raja negus di singgasana habsyi ( ethiophia ). Raja negus walaupun ia seorang nasrani tapi adalah seorang yang bijaksana. Saat Ja’far mengemukakan alas an kaum muslimin hijrah ke negaranya, ia menyambut dengan baik.
Abdullah bin abi rabiah dan Amr bin ash (sebelum masuk islam) selaku utusan kafir Quraish berusaha untuk menghasut raja negus agar mengusir kaum muslimin dari negaranya. Namun tutur kata yang sopan dan kehalusan budi ja’far dalam menyampaikan Ayat – Ayat Allah menggugurkan segala tuduhan yang disampaikan kepada kaum muslimin. Raja neguspun menjamin keselamatan kaum muslimin dan mengusir utusan kaum kafir Quraish itu dari negaranya.
"Apabila zaid syahid atau terluka, maka panglima kalian adalah ja'far bin abi thalib, Jikalah Allah mentakdirkan ja'far gugur dan terluka , adalah abdullah binrawahah yang kan menggantikannya. Dan ketika Abdullahpun mengalami hal yang serupa, kalian diperkenankan sendiri memilih panglima pemberani"
di perbatasan balqa,desa masyarif,di pinggiran syam. perang mu'tah berkecamuk, zaid sang pemimpin perang syahid, ja'far melesat mengais bendera,ia melompat terjun dari kudanya.detik selanjutnya, sebilah pedang terhunus merenggut sebelah tangan kanan pemegang bendera.Ia masih tersenyum meraih panji kebanggaan,ia lantas menerjang pasukan berbaju besi, kali ini tangan kirinya pun putus, tak ada raut sedih sedikitpun pada wajahnya. Ia mendekap amanah Rasulullah dengan pangkal tangan dan dadanya…hingga ia syahid dengan panji pasukan masih tertancap di antara kedua pangkal lengan dan dadanya.

Mutiara hikmah
Syair yang dilagukan pada saat berperang melawan romawi:
“Wahai surga yang kudambakan mendiaminya, harum semerbak baunya, sejuk segar air minumnya. Tentara romawi telah menghampiri liang kuburnya, terhalang jauh dari sanak keluarganya, kewajibankulah menghantamnya kala menjumpainya”
“Oh semerbak surga kian mendekat, segar dan sejuk gemericik air minumnya. Ada banyak kemilau tahta disana.dan Rum (romawi), adalah rum yang dekat azabnya, kafir dan sangat jauh hubungan nasabnya, bila bertemu, ku akan segera memenggal mereka”

No comments: