Friday, September 28, 2007

Dari Seorang Perempuan biasa: for everyone !

Dari Seorang Perempuan biasa: for everyone !



Aku akan Menikah


Aku Akan Menikah

Aku akan menikah
Tahun ini juga
Meski belum ada tanda darinya

Aku akan menikah
Bulan ini juga
Meski belum jelas kepastian darinya

Aku tetap ingin menikah
Meski banyak hal yang masih samar
Aku akan selalu optimis
Karena keyakinan yang kan membuktikan
Suatu saat ku pasti kan menikah

Baca Qur'an Saja,

Ketika kita merasa jenuh
Baca Qur'an saja, bisa hilang jenuhnya

Ketika kita merasa sepi
Baca Qur'an saja, bisa hilang rasa sepinya

Ketika kita tak bergairah
Baca Qur'an saja, bisa semangat lagi

Ketika segala sesuatu terasa membosankan
Baca Qur'an saja, bisa jadi lain

Ketika kita kebingungan memutuskan sesuatu
Baca Qur'an saja, bisa lebih tenang

Ketika banyak ketidaknyamanan dalam hati kita rasakan
Baca Qur'an saja, beda rasanya...

Baca Qur'an saja bisa merubah semuanya
Bisa buat diri jadi lebih baik
Bisa buat diri jadi yang terbaik
Bisa menghantarkan diri ke kebaikan

Baca Qur'an saja sudah begitu berarti
Belum menghapalkannya
Apalagi mengamalkannya
Subhanallah !

Kupikir..... . pasrah saja

Waktu aku datang ke sebuah undangan silaturahmi
Ku pikir calon suamiku ada di sana
Ternyata tidak ada...

Waktu aku gabung ke dalam kegiatan tarbiyah
Ku pikir calon suamiku ada di situ
Ternyata tidak ada juga...

Ketika aku ta'aruf
Ku pikir dia calon suamiku
Ternyata bukan

Ketika segala upaya tlah dikerahkan
Ketika berbagai ikhtiar tlah dilalui
Seolah-olah sudah tidak ada jalan lagi
Ya sudah, pasrah saja !

Demi Engkau, ya Robb...

Ya Robb, aku mohon pada Mu
Karena ku tahu hanya Engkau
Yang paling bisa kupercaya

Betapa sayangnya Engkau padaku
Engkau sengaja menunda masa khitbahku
Karena Engkau ingin aku dekat dengan Mu
Hanya dengan Mu saja.....

Engkau sengaja menunda hari bahagia itu
Karena Engkau tahu
Kesendirianku membuat diriku
Akan semakin mengingat Mu

Terima kasih ya Robb...
Engkau memang segalanya bagiku
Dan akan selalu begitu
Sampai tidak ada batas waktu
Bahkan jika akhirnya hari yang kutunggu itu datang
Aku akan tetap memohon
Semoga Kau jodohkan aku dengan seorang
Yang buat aku makin mudah tuk dekat dengan Mu
Lebih mudah untuk istiqomah di jalan Mu
Lebih banyak kebaikan yang kutebarkan
Lebih banyak manfaat yang kupersembahkan
Demi Engkau, ya Robb
Aamiin....

Ikhlas, Sabar, Ridho

Keikhlasan itu datang dalam hatiku
Disaat ku nanti khitbahnya
Kesabaran hadir dalam hatiku
Di saat ku tunggu kepastiannya
Keridhoan itu ada dalam hatiku
Ketika sampai sekarang belum ada kejelasan darinya

Keikhlasan, kesabaran, keridhoan
Semuanya itu tak kan pernah muncul di hatiku
Tanpa kehendak Mu

Ya Allah, semuanya kini terserah pada Mu
Karena ku yakin Engkau tahu jalan yang terbaik
Hanya Engkau yang berhak memberikan yang terbaik
Dan hanya Engkau Maha Menguasai hati

Buat apa tarbiyah ?

Katanya tarbiyah,
Tapi kenapa selalu mengeluh
Merasa tidak enak, mengeluh
Merasa tidak puas, mengeluh

Katanya tarbiyah,
Tapi selalu saja sibuk
Sibuk mengingat kekurangan orang lain
Sibuk menceritakan keburukan orang lain

Alasannya cuma sekedar curhat
Tidak bermaksud negatif, apa bedanya?
Kalau curhat cuma ke satu orang
Tapi kenapa semua orang jadi tahu?

Bukankah tarbiyah itu seharusnya menambah ilmu?
Bukankah kita yang bertarbiyah ini seharusnya berilmu?
Bukankah tarbiyah mengajarkan supaya jadi lebih pemaaf?
Bukankah tarbiyah mendidik supaya jadi lebih solutif?

Ternyata yang penting bukan tarbiyahnya
Tapi kemauan merubah diri 'tuk selalu menjadi lebih baik
Jadi, buat apa tarbiyah kalau akhirnya orang lain jadi
sakit?

Terserah kamu...

Aku ada di sini, kamu ngga ada
Aku cari kamu di sana, tapi kamu ngga ada
Aku sampai datang ke sana, kamu ngga ada
Aku jauh-jauh ke sana, kamu ngga ada

Kamu jauh sih...
Lalu, kapan kita ketemunya?
Maunya aku hari ini juga
Sekarang juga, saat ini juga

Siap kah kamu ?
Walau hanya silaturahmi saja?
Syukur-syukur kalau jadi khitbah
Kalau ngga, tidak jadi masalah, bukan?

Kamu takut ditolak?
Kamu masih minder?
Kamu masih mikir finansial?
Kamu masih ragu?

Pasti segudang alasan yang akan kamu buat
Pasti banyak alasan yang akan kamu beri
Pasti kamu lagi bingung mana alasan yang tepat

Terserah kamu saja...
Yang penting aku sudah kasih kamu kesempatan ikhtiar
Moga ALLAH memudahkan langkah ikhtiar & kemantapan hati

Readmore »»

KARENA DIA MANUSIA BIASA

"KARENA DIA MANUSIA BIASA "

Mengapa?? Karena Dia Manusia Biasa

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu
mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih
dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat
beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga
jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah
:P). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di
hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap
detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang
baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh
ajaib. Mereka hanya
berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan
pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja.
Kalau dia seorang akhwat, saya tidak
akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.
Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang
pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam
memilih suami. Trauma dikhianati lelaki
membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia
memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan
serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya
berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya
tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan
tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti,
agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu
banyak pertanyaan dikepala saya. Asli.
Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima
lelaki itu. Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang
istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat
ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu
(sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya
mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon
saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal.
Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan
perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita
tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama
cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya-
berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi,
sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita
ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga
kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya
tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.
Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita
tidur.

"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah
memelas. Saya paham kondisinya saat ini.

"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."

"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan
menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita
melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan.
Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan
impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas
dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang
menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar
juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu
bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah
bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya.
Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran
kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali
lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya
menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang
dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya
bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti.
Eeh, dianya malah ngikik geli.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas
polos ukuran A4,saya menebak warnanya pasti putih
hehehe. Saya membaca satu kalimat diatas dideretan
paling atas. "Busyet dah nih orang." Saya
menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum.
Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya
memulai
membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal
dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada YTH

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak
Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon
bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan
dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu
sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ......
untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya
hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan.
Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap
punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha
punya penghasilan untuk mencukupi
kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang
masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti
akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu
berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan
dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang
punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya
menginginkan anda untuk
mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan
mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia
biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu.
Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak
tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati.
Karena saya tidak tahu suratan
jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya
memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa
saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh
berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan
yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama
saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani
menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat
mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi
jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu,
maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang
kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya
membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran'
yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis.
Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga.
Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya
menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya
dengan senyum tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia."

"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia
sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah
yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu
berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa.
Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada
kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru
memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum
tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau
bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti
kita jadi gembel. Hahaha."

"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau
kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga.
Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar
tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil
menutup mulut masing-masing. "Udah tidur. Besok kamu
kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali
rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan
kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

"Gik..."

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh
padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat
cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah,
kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu.
Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa
ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya.
Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh
sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak
ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama
pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju
pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses
usaha'.

Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan
harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri
yang selama ini melekat ditanggalkan.
Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah
dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya
dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah.
Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat
skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah
yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.
Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya
Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita
hanya bisa memohon keridhoan Allah.
Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah
pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga
ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu,
bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta
itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu
tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa
bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran
garwo(sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara
bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa).
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa,
yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang
luar biasa. Amin.

Salam

Readmore »»

Bersyukur

BERSYUKUR .....]


Kita Bersyukur :

Untuk Istri
Yang memberi makanan yang sama dengan malam kemarin,
Karena Istri DIRUMAH malam ini ,
dan TIDAK bersama orang lain ...

BERSYUKUR UNTUK SUAMI
Yang dudukbermalasan diSofa
Sambil bacakoranmales- malesan ,
Karena doi ada bersama dirumah
dan Tidak keluyuran .. apalagi ke Bar malem ini .


Bersyukur untuk anak-anak
Yang selalu PROTES dirumah
Karena artinya ... dia sedang dirumah
dan TIDAK sedang keluyuran di jalanan


BERSYUKUR untuk Pajak yang Kita bayar
karena artinya ...
Kita bekerja ... atau Punya penghasilan ...


BERSYUKUR untuk rumah yang berantakan.. .
Karena artinya Kita masih punya kesempatan
melayani orang-orang yang mengasihi Kita ...


BERSYUKUR untuk baju yang mulai kesempitan
karena artinya ...
Kita bisa lebih dari cukup untuk makan ...


BERSYUKUR pada Bayangan yang mengikuti
Karena artinya ...
tidak disilaukan oleh Matahari ...


BERSYUKUR untuk Kebun yang harus dirapikan dan perkara yang harus dibetulkan dirumah .. !!

Karena artinya ... Kita punya Rumah !!!


BERSYUKUR akan berita orang yang lagi DEMO ..
karena artinya
Kita masih PUNYA kebebasan untuk berbicara

BERSYUKUR untuk dapat tempat parkir yang paling jauh ...
Karena artinya Kita masih bisa berjalan kaki ..
dan diberkati dengan kendaraan yang Kita bisa bawa ...

BERSYUKUR pada wanita yang duduk dibelakang yang nyanyi FALS Karena artinya ...
Kita masih bisa mendengar


BERSYUKUR untuk Cucian ...
Karena artinya ... Kita punya baju yang bisa dipakai ...


BERSYUKUR karena kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari ...
karena artinya ... KITA mampu bekerja keras setiap hari ...


BERSYUKUR mendengar Alarm yang mengganggu di pagi hari ...

Karena artinya ... KITA MASIH HIDUP ...


AKHIRNYA ... BERSYUKUR dengan banyaknya E-mail yang masuk ..


KARENA ARTINYA KITA MASIH PUNYA ANDA YANG MEMPERHATIKAN KITA.. !!


Hiduplah , BERSYUKURLah, & Kasihi sesama dengan seluruh HATIMU .. !!

Readmore »»

Tuesday, September 18, 2007

biRtHdAy

bEbeRapa hAri YAng LaLu....

Beberapa hari yang lalu, beberapa orang memberi ucapan selamat ulang tahun kepadaku, dengan berbagai padanan kata, mulai dari happy birthday, selamat ultah, selamat hari lahir, dsb... Walaupun awalnya aku sempat terlupa tapi ternyata hari itu cukup spesial juga, ada rasa gembira, senang, tapi tidak terluput rasa haru....

kadang bahkan berusaha melupakan hari itu hari kelahiranku, tetapi aku sadar ini tindakan bodoh. Semakin aku berusaha melupakan sesuatu justru semakin aku teringat. Akhirnya kucari cara yang cukup efektif... "menyibukkan diri".

kenapa sih hari itu ingin kulupakan?
sebenarnya tidak sepenuhnya aku ingin melupakan hari itu, tapi hari itu mengingatkan aku pada sebuah rentang waktu, dimana sebenarnya jatah hidupku sudah mulai berkurang....

sesaat aku tertegun, rasanya baru kemarin aku bersembunyi di balik ayahku, menghindari ibuku yang membawa kemoceng (untuk memukul-menghukumku, karena ketahuan berantem dengan adikku). LUcu... karena akhirnya malah ayah dan ibuku yang berantem...

lalu aku lanjutkan flashback... rasanya baru kemarin aku menggendong tas ransel merah, lengkap dengan topi merah putih, berangkat upacara, selesai upacara duduk di kelas 1 SD Kranji III, di Depan meja ibu guru, muridnya penuh akhirnya aku duduk bertiga dalam 1 bangku. Di sebelahku ada murid wanita, untungnya anak kecil belum kepikiran macam - macam...

malam itu aku lembur, wayangan (begadang), besok ujian EBTANAS SD, aku sendirian di rumah, orang tua sedang keluar, tiba - tiba aku ketakutan (rumahku agak menyeramkan) aku lari keluar, jongkok di luar rumah sampai orang tuaku datang...

aku berangkat berempat bersama teman satu kelas, kelas IIIA ke Jogja, berbekal uang 20ribu aku berangkat. Awal naik bis, kami datang jam 8 malam, karena uang tidak cukup kami tidur di mushala stasiun tugu, baru jam 11 malam temanku kehilangan sandal... Kami takut, kami coba cari "penginapan yang lebih layak", sekitar jam 1-3 (agak lupa) dini hari kami tidur di Emperan masjid at tahkim. Paginya bangun berangkat melanjutkan misi "mulia" kami, mencari kaos kelas. di C59 jalan kesehatan no 2.Sampai sore, sampai kami kehabisan bekal, sampai akhirnya kami tersadar kalau kami tersesatttt.... 4 orang anak SMP mencari alamat C59 untuk pesan kaos jumper ternyata yang ditemukan di alamat tersebut adalah penjual mie ayam...

malam itu aku janjian dengan sahabatku saling membangunkan, UMPTN sebentar lagi, kami harus segera memperisiapkan banyak hal untuk masa depan, setelah 3 tahun aku lewati masa happy - happy bersama rekan - rekan tercinta, sekarang saatnya ikhtiar...

pengumuman UMPTN akhirnya menyatakan aku diterima di Elektro UGM, malam dini hari aku buka di internet, dari jam 12 malam dan baru jam 3 pengumuman bisa di buka, aku tidak bisa tidur saking senangnya, (beginilah perasaan anak desa... :) )

malam itu jam12 malam aku harus siapkan pendadaran, dan alhamdulillah beberapa bulan kemudian setelah 4 tahun 9 Bulan 10 hari (kaya mau melahirkan aja) aku lulus...

........

semuanya terasa cepat, aku pejamkan mataku sebentar, rasanya baru kemarin aku memilih tas untuk persiapan kenaikan tahun ajaran baru di SD. sekarang sudah 25thn aku berada di atas dunia ini... rasanya baru kemarin, tidak terasa, sungguh cepat waktu terlewat. Aku mulai membayangkan ke depan, suatu saat nanti aku berbaring, kulit sudah keriput, anak dan cucu - cucuku duduk mengelilingi aku, dan aku kembali memejamkan mata sambil merenung, sungguh cepat Allah memberiku usia, sekarang saatnya aku pulang mempertanggung jawabkan tingkah lakuku. Teringat nasehat ustadz, usia adalah rentang waktu yang engkau habiskan bersama kebaikan!

pejamkanlah mata sejenak, renungkan kembali masa - masa indah, rasanya sungguh cepat terlewat, dan sadarlah waktu itu terlewat dengan cepat, dan saat hari pertanggung jawaban itu tiba, sudah tidak tersisa waktu menambah amalan baik....

karena itulah terkadang aku ingin melupakan usiaku...

Alhamdulillah, hingga 25 tahun, berbilang waktu, Engkau titipkan dan Engkau berikan kesempatan yang luar biasa, banyak cerita indah dari kisah hidup yang bisa terlewati, Engkau berikan pertolongan luar biasa untuk melewati setiap ujian, Engkau begitu Maha Pemurah, selalu mengurai jalan keluar untukku atas setiap kesulitan dan kezhaliman yang aku buat sendiri Alhamdulillah...

Rabb, Allah Yang Maha Pengampun, Ampunilah diriku atas segala salah dan khilaf, atas segala waktu yang terlewat bersama kesia - siaan dan keburukan. Sungguh aku zhalim, sungguh aku yang menzhalimi diri sendiri, jika bukan Engkau, kepada siapa aku memohon pertolongan dan ampunan. Ampunilah aku...

Readmore »»